SIAGA COVID-19

Ayo pakai masker untuk keselamatan jiwa dan dunia

BERSATU LAWAN COVID-19

Tetap patuhi protokol kesehatan dengan menjaga "3M"; Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak

KPM-DR

Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah (KPM-DR) IAI Bunga Bangsa Cirebon, "Good Character and Visionary"

AKB COVID-19

KPM-DR IAI Bunga Bangsa Cirebon dalam masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pandemi Covid-19

KPM-DR SUKAPURA

Pelaksanaan KPM-DR mahasiswa IAI Bunga Bangsa Cirebon dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19

PEMBERDAYAAN KWT KLIWON MELALUI PERTANIAN ORGANIK

 


    Pemberdayaan merupakan konsep alternatif untuk meningkatkan kemampuan dan martabat masyarakat agar terlepas dari jerat kemiskinan dan keterbelakangan. Atau, dengan kata lain, menjadikannya “berpower” atau memandirikan dan memampukan masyarakat (Kartasasmita, 1996).Dalam konsepsi ini Kartasasmita mengajukan beberapa pendekatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat, yaitu, pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Pemberdayaan adalah upaya membangun daya itu dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih konkret, selain menciptakan “atmosfer” bagi bekerjanya pemberdayaan, juga menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Ketiga, makna melindungi, yakni melindungi masyarakat yang lemah (kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat) (Kuswandoro,2016). Pada hakekatnya, pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang lebih menekankan kepada proses, sehingga partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan pemberdayaan mutlak diperlukan Pemberdayaan wanita di Kecamatan Kejaksan melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan budidaya sayuran organik merupakan salah satu usaha untuk dapat meningkatkan pendapatan keluarga sehingga terjadi peningkatan kualitas hidup dan kemandirian wanita. Berdasarkan hasil analisis situasi diketahui bahwa jumlah penduduk wanita di Kecamatan Kejaksan mencapai 25,179 % persen dari jumlah penduduk (49.802 orang). Besarnya jumlah penduduk wanita merupakan salah satu potensi desa yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan adalah lahan pekarangan dan kebun seluas 300 meter (Monografi Kecamatan Kejaksan, 2016). Selama ini, masyarakat masih belum memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal. Masyarakat umumnya memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman kangkung, sawi, terong, cabai, dan buah-buahan seperti Jeruk Nipis, anggur, pisang, dan mangga, yang mana hasilnya hanya dapat diperoleh setahun sekali pada musim panen. Sedangkan pada musim panen harga dari buah-buahan tersebut rendah. Selain itu keberadaan tanaman tersebut dibiarkan tumbuh tanpa ada pemeliharaan yang baik sehingga hasilnya juga tidak optimal.

    Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan pada tahun 1960-an yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang tidak terkendali. Sistem pertanian berbasis high input energy seperti pupuk kimia dan pestisida dapat merusak tanah yang akhirnya dapat menurunkan produktifitas tanah, sehingga berkembang pertanian organik. Pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama dikenal, sejak ilmu bercocok tanam dikenal manusia, semuanya dilakukan secara tradisional dan menggunakan bahan-bahan alamiah. Pertanian organik modern didefinisikan sebagai sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pengelolaan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan (Mayrowani, 2012)


    Pendekatan holistik untuk mengoptimalkan produktivitas lahan pekarangan secara nyata dapat dilakukan dengan mensinergikan kekuatan sumber daya alam berbasis kearifan lokal dan berkelanjutan yang terencana dengan baik. Salah satu teknologi berbasis kearifan lokal dan berkelanjutan dapat melalui pendekatan sistem produksi yang holistik dan terencana yaitu budidaya sayuran organik. Pertanian organik menitikberatkan pada pemanfaatan kekuatan biologis tanah, pengelolaan tanaman, pemupukan dan tata guna air secara organik dan terencana untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman sayuran. Budidaya sayuran organik menjadi pilihan utama untuk dikembangkan karena dapat menyediakan sayuran yang sehat bagi keluarga, teknik pemeliharaannya relatif mudah, dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi mahalnya sayuran organik salah satunya disebabkan karena produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi, jumlah produsennya yang sangat terbatas dan resiko kegagalan yang tinggi, sehingga menjadi produk eksklusif.

DEMONSTRASI EDUKATIF 6 LANGKAH CUCI TANGAN PADA ANAK USIA DINI

 

 

 

PENDAHULUAN

    Penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau sering kita sebut COVID-19 di indonesia saat ini sudah semakin luas ke berbagai daerah di Indonesia dengan diiringin oleh peningkatan jumlah kasus yang positif dan kasus meninggal karena covid 19. Situasi tersebut sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga di perlukan upaya yang lebih dalam menangani Covid-19. Pemerintah Indonesia dalam mengurangi dan mengantipasi jumlah penderita virus corona sudah dilakuka di berbagai daerah. Salah satunya dengan memberikan beberapa kebijakan untuk membatasi aktivitas untuk berpergian atau keluar rumah, bahkan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ibadah di laksanakan di rumah masing masing. Hal tersebut sudah di pertimbangkan dengan baik dan di analisis dengan maksimal oleh pemerintah dalam upaya memeperlambat penularan virus corona.

    Untuk memperlambat penyebaran virus corona tidak hanya pemerintah saja yang berperan, namun semua harus ikut turut berperan dalam memperlambat penularan virus corona. Masyarakat juga harus berperan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat. Agar kondisi tubuh tetap sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa di upayakan dari perilaku yang tidak sehat menjadi hidup yang lebih sehat. Hal ini harus di mulai dari menanamkan pola pikir terhadap masyarakat yang dimulai dari dirinya sendiri. Untuk itu sangat pentingnya sebuah pengetahuan untuk menyadarkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

     Setiap anak dilahirkan memiliki potensi yang berbeda beda dan sangat unik. Potensi itu dapat dikembangkan dan ditingkatkan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Pendidikan dan pembentukan kepribadian seorang anak harus sangat diperhatikan dengan sebaik-baiknya sebab apabila seorang anak tidak terlalu di perhatikan dapat menjadi bencana dalam keluarganya dan akan menjadi gangguan bagi masyarakat. Oleh sebab itu setiap anak adalah aset bagi bangsa yang sangat berharga, perlu di jaga dengan memberikan pengetahuan sejak dini. Media edukasi ini menjadi sangat penting bagi anak- anak usia dini dalam mengambil suatu tindakan guna menghindari virus corona di tingkat indvidu, keluarga dan lingkungan.
    

TINJAUAAN PUSTAKA

    Dalam upaya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dan juga untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona adalah dengan hal sederhana yaitu cuci tangan. Cuci tangan merupakan suatu hal yang sederhana untuk membersihkan kotoran di tangan dan meminimalisir bakteri/virus yang ada di tangan dengan menggunakan sabun dan mengguyurkan air hingga bersih. Banyak beberapa penelitian menyatakan bahwa dengan kita cuci tangan dapat mengurangi tingkat penyebaran kuman/virus lewat tangan, karena peran tangan sebagai sarana transmisi kuman patogen telah disadari sejak tahun 1840-an. Di rumah sakit, hygiene tangan (hand hygiene) yang tepat dapat menurunkan atau mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Menurut Widmer (2000), terdapat dua konsep dasar higiene tangan yang berbeda yaitu mencuci tangan dan menggosok tangan dengan alcohol. Cuci tangan adalah kegiatan mencuci tangan dengan menggunakan sabun sedangkan Menurut WHO (2009) Cuci tangan adalah suatu prosedur/tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau dengan antiseptik yang berbasis alkohol. Sedangkan menurut James (2008), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi, untuk itu salah satu tujuan-nya adalah memcegah terjadinya penularan virus lewat perantara tangan ke tangan.

Susiati (2008) mengemukakan tujuan dari dilakukanya mencuci tangan memakai sabun yaitu untuk :

  1. Menjaga kondisi agar tetap steril
  2. Menghilangkan mikroorganisme  yang ada di tangan yang dapat menyebabkan penyakit dan juga untuk membunuh virus corona agar tidak menempel di tangan kita
  3. Mencegah infeksi silang karena dengan mencuci tangan dapat menghindari proses penularan virus corona melalui tangan  (cross infection)
  4. Memberikan perasaan segar dan bersih karena dengan mencuci tangan dapat membuat kita menjadi bersih dah segar
  5. Melindungi diri dan pasien dari infeksi

Menurut WHO ada 6 langkah Cuci tangan dengan Hand wash dan Hand rub

  1. Cuci tangan Hand-Wash 
  2. Ada beberapa teknik mencuci tangan tetapi biasanya adalah membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Alat-alat yang dibutuhkan pada saat ingin mencuci tangan biasanya adalah kran air yang yang panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah yang dilapisi kantung sampah, alat pengering tangan seperti tisu atau handuk, sabun cair atau cairan pembersih tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, oleh sebab itu sarana prasarana juga harus memadai untuk mendukung cuci tangan supaya dapat dilakukan dengan maksimal
  3. Enam langkah cuci tangan menurut WHO adalah 
  • Meratakan sabun cair atau hand rub di telapak tangan.
  • Gosok kedua telapak tangan dan Punggung tangan.
  • Gosok Telapak tangan dan selajari .
  • Kedua tangan kuncikan .
  • Ibu jari dan punggung ibu jari gosok memutar.
  • Ujung-ujung jari putarkan.

Lakukan semua prosedur di atas selama 40-60 detik sehingga mikroorganisme/ virus corona dapat mati di tangan kita dan kita dapat memutuskan mata rantai penyebran virus corona

  1. Cuci tangan Hand -Rub
  2. Teknik memncuci tanggan ini biasanya adalah dengan cara membersihkan tangan dengan cariran yang berbasis alkohol. Dilakukan sesuai lima waktu. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan hand-rub adalah hanya membutuhkan cairan berbasis alkohol sebanyak 2-3cc.

Menurut Wirawan (2013) ada beberapa manfaat Ketika kita melakukan cuci tangan diantaranya yaitu :

  1. Mencegah resiko tertular flu, demam, virus corona dan penyakit menular lainnya
  2. Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit
  3. Menurunkan resiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya
  4. Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa di tinggalkan, sejuta kematian bisa di cegah setiap tahun

    Waktu yang tepat untuk mencuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah berpergian keluar rumah agar kita dapat terhindar dari virus corona ini karena jika di luar kita memegang benda benda umum di sekitar kita yang belum tentu benda itu bersih sehingga kita harus rutin mencuci tangan agar dapat menjaga Kesehatan individu maupun keluarga.

 

PEMBAHASAN

    Cuci tangan adalah proses membasmi kuman dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air, yang bertujuan untuk membasmi kuman dan menghilangkan mikroorganisme yang tidak baik di tangan contoh-nya virus corona. Kebiasaan cuci tangan setelah berpergian ke luar rumah memakai air dan sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan penularan virus corona, karena dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kuman dan virus yang menempel pada permukaan kulit dan kuku pada kedua tangan. Dari beberapa anak yang di berikan informasi mengenai 6 cara cuci tangan yang baik, banyak yang belum mengetahui bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar mereka hanya mencuci tangan dengan asal dan tanpa tahu dampak negatif dari cara mencuci tangan yang asal. maka dari itu kami memberikan sosialisasi bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar melalui sebuah demonstrasi yang akan membantu  anak-anak lebih mudah untuk memahami cara mencuci tangan dengan baik.

    Dengan begitu akan lebih bersemangat dalam memahami dan mengikuti cara mencuci tangan dengan baik, karena dengan adanya pandemi covid-19 para ibu dan anak-anak harus lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan dirinya maupun lingkungannya hal yang paling mudah dalam menerapkan kebersihan tersebut mulai dari hal kecil yaitu mencuci tangan karena, banyak bakteri yang menempel ditangan yaitu  sebanyak 39.000-460.000 CFU/ . Maka dari itu harus adanya pembelajaran bagi anak anak agar menjaga imunitas tubuh karena anak anak mempunyai imunitas tubuh yang kurang dan harus terus di perhatikan di banding orang dewasa.

    Tindak lanjut dari demonstrasi edukasi ini adalah di harapkan adanya kerja sama dengan keluarga untuk menumbuhkan semangat berperilaku hidup sehat, mengingat Pendidikan karakter anak dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama di temukan oleh anak, maka dari itu seorang orang tua memiliki tanggung jawab untuk selalu menanamkan sikap yang baik pada anak, karena anak akan meniru apa yang di ucapkan dan di lakukan oleh orang tuanya. Hal ini adalah salah satu upaya untuk menanamkan perilaku terpuji terhadap anak usia dini agar dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dengan adanya sosialisasi ini semoga bermanfaat bagi masyarakat supaya tidak ada yang terjangkit dan terhindar dari virus corona.

 

SIMPULAN

Hasil kegiatan sosialisai cuci tangan bagi anak usia dini yang dilakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Kegiatan yang dilakukan di Bapermas Rw 7 Taman Belajar Kpm- dr Sukapura berjalan lancar, hal ini diliat dari sangat antusias nya siswa dalam sosialisasi dan mempraktekannya di rumah masing masing
  2. Setelah di lakukan nya sosialisasi ini di harapkan anak-anak dapat memiliki pengetahuan akan manfaat hidup bersih dan sehat melalui mencuci tangan dengan baik dan benar
  3. Dan setelah sosialisasi ini di harapkan anak anak dapat menjaga dirinya keluarga nya agar terhindar dari virus corona dan memutus mata rantai penyebaran virus corona 
Dengan berperilaku sehat dan mencuci tangan pakai sabun. Kesehatan dengan perilaku memiliki hubungan yang berkesinambungan seseorang yang sehat akan terlihat dari perilaku yang sehat juga. Sesuai dengan hal tersebut oleh karena itu perilaku yang sehat akan menggambarkan seseorang memiliki kualitas hidup yang baik sehingga perlu di tingkatkan kesadaran masyarakat dalam perilaku mencuci tangan pakai sabun.

PERAN KELOMPOK WANITA TANI DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA


       Keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Masyarakat Kota Kemandirian berasal dari kata mandiri, sedangkan pengertian mandiri menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah keadaan yang dapat berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain. Menurut Parker dalam bukunya Ali, kemandirian merupakan suatu kondisi masyarakat yang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan secara penuh. Maslow dalam bukunya Ali menambahkan bahwa kemandirian merupakan 29W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm 744.

    Salah satu dari tingkat kebutuhan masyarakat yang disebut sebagai kebutuhan otonomi. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat kota dapat dilakukan dengan kemampuan masyarakat dalam melepaskan diri dari ketergantungan pada orang lain sehingga mampu berkomitmen pada keputusan yang diambil30. Masyarakat kota dapat dikatakan mandiri jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:  
  1. Mampu berfikir alternatif
  2. Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi.  
  3. Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada.
  4. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. Memikirkan cara hidup.
  5. Penyesuaian terhadap situasi dan peranan. Kemandirian ekonomi masyarakat kota merupakan kondisi dimana masyarakat yang berada di wilayah perkotaan tersebut tidak memiliki ketergantungan, mereka dapat mengubah keadaan ekonomi, sosial, politik, kultural, dan lingkungan perkotaan ke arah yang lebih baik yang dilakukan oleh diri mereka sendiri
 (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 115.31Anonim, Pengertian dan Ciri-ciri Kemandirian Menurut Ahli,http://globallavebookx.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-dan-ciri-ciri-kemandirian.html?m=1. Diakses tanggal 24 mei 2016 pukul 21:08 WIB. 32Alfitri, Community Development: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 38.
 
        Pemberdayaan muncul sebagai strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia (people cantered development) yang memiliki dua konsep yaitu antara kegagalan dan harapan. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi masyarakat kota dalam menanggulangi kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan. Sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif pembangunan yang mengutamakan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, persamaan antara generasi, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat kota yang memadai33. Menurut Moeldjarto dalam bukunya Zubaedi, keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai pendamping sangat penting dalam mengembangkan kegiatan kelompok. Kegiatan pendampingan dapat dilakukan oleh beberapa faktor, pertama, yaitu pendampingan yang dilakukan oleh pendamping lokal seperti LSM, tokoh masyarakat, kader setempat, ormas,dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat. Kedua, pendampingan yang dilakukan oleh pendamping teknis dari tenaga penyuluh Departemen teknis seperti Departemen Pertanian (penyuluh pertanian lapangan atau PPL), Depdiknas (SP3), dan BKKBN (PLKB). Ketiga, pendampingan yang dilakukan oleh pendamping khusus yang disediakan bagi masyarakat miskin perkotaan dengan pembinaan khusus. (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2013), hlm. 129.
 
     Maka disini keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat dibutuhkan dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat kota dengan tujuan untuk mengembangkan potensi diri masyarakat kota serta mencapai kemajuan yang diharapkan. Menurut Sumodiningrat yang dikutip oleh Wirawan, terdapat beberapa indikator keberhasilan dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat kota, yaitu:
  1. Berkurangnya jumlah penduduk miskin.
  2. Berkembangnya peningkatan pendapatan ekonomi yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
  3. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya.
  4. Meningkatnya kemandirian kelompok. Hal ini ditandai dengan adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, semakin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, semakin kuatnya permodalan kelompok, semakin rapinya sistem administrasi kelompok, serta semakin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam masyarakat.
  5. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial.
  6. Menumbuhkan partisipasi masyarakat. 
(Studi Kasus : Program Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Terhadap Komunitas Pengrajin Tahu di Kampung Iwul, Desa Bojong Sempu, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, 2008. Http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18450.
 
        Partisipasi masyarakat itu sendiri merupakan keikutsertaan masyarakat untuk terlibat dalam proses pemberdayaan yang sedang berlangsung. Tanpa adanya partisipasi masyarakat tidak akan ada pemberdayaan, karena pemberdayaan tersebut ditujukan untuk mereka. Sehingga partisipasi masyarakat yang berada di wilayah perkotaan menjadi hal yang sangat penting dalam mendukung jalannya pemberdayaan ekonomi masyarakat kota yang dilakukan. Menurut Jim Ife dan Frank Tesoriero dalam bukunya Alfitri yang berjudul Community Development: Teori dan Aplikasi menjelaskan bahwa kondisi yang mendorong seseorang untuk berpartisipasi adalah: pertama, orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting. Kedua, orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan. Ketiga, berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai. Keempat, orang harus bisa berpartisipasi dan didukung dalam partisipasinya. Kelompok Wanita Tani KLIWON dapat melakukan keterlibatan dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat kota dengan melihat indikator tersebut di atas. Karena masyarakat dapat dikatakan berhasil jika Lembaga Swadaya Masyarakat dapat terlibat dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, khususnya yang berada di wilayah kota. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 41.

MELAJU Menuju Desa 4.0, KPM - DR SUKAPURA MENCIPTAKAN E. SUKAPURA


Dalam rangka mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Bunga Bangsa  Cirebon mengadakan Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah (KPM DR) di berbagai desa di wilayah Kabupaten Cirebon.

Kegiatan ini digelar selama 40 hari dari 26 November-30 Desember 2020. Salah satu desa yang menjadi tempat Kuliah Pengabdian Masyarakat adalah wilayah  Sukapura Kecamatan Kejaksan Kabupaten Cirebon.

Kegiatan KPM DR tahun 2020 ini bertemakan “Membangun Desa Era Tatanan Hidup BaruBerbasis Information Society”, sesuai dengan tema KPM tahun ini, maka arahan Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon Dr. H Oman Fathurrohman, MA, agar para peserta KPM DR dapat menjadikan setiap desa untuk menjadi desa digital.

“Sesuai dengan tema KPM DR tahun ini, saya berharap para peserta KPM Di Desa Putat dapat menjadikan sebagai desa digital yang memuat akan pelayanan masyarakat sebagai keperluan masyarakat” Ungkap Dr. H. Oman Fathurrohman, MA selaku Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon dalam kesempatan pembukaan KPM.

Kegiatan KPM DR yang dilaksanakan di wilayah Sukapura selama ini mempunyai beberapa program yang sudah dirancang oleh peserta. Salah satu program unggulannya yaitu pembuatan website pelayanan desa yang diberikan nama E- Sukapura.

“Dalam kegiatan KPM DR ini, kami para peserta mempunyai harapan dapat membantu aparat desa dalam mempermudah pelayanan masyarakat yakni kami membuat Website yang diberi nama E- Sukapura. Website ini berguna sebagai salah satu flatform  pusat informasi mengenai kelurahan sukapura.” Ungkap  Nurul Mukmin selaku Ketua  KPM DR.

Selain pembuatan Website E- Sukapura, kelompok KPM DR Sukapura mempunyai beberapa program lainnya diantaranya, membuat beberapa sosial media Sukapura seperti Facebook, Instagram, dan Youtube.

🌎https://www.facebook.com/kpm.sukapura

🌎https://instagram.com/kpmsukapura?igshid=1dc5sryq1ywxd

🌎https://youtube.com/channel/UCIT5dNVe5H1zHB_wfcdcUBQ

“Selain pembuatan Website E- Sukapura, kami mempunyai beberapa program yang dijalankan di wilayah Sukapura, beberapa program kegiatan KPM DR diantaranya adalah Pendampingan Home Industri, Pemanfaatan Kain Bekas Menjadi Bros, Edukasi Kesehatan Masyarakat, Membuat komunitas taman belajar, Membentuk tempat edukasi digital, Mengajar ngaji di Mushola, dan Membuat konten-konten kerohanian. Kami berharap dengan beberapa program yang sudah dijalankan dapat memberikan nilai positif untuk kemajuan masyarakat Wilayah Sukapura” Nurul Mukmin selaku Ketua Kelompok KPM DR Wilayah Sukapura.


PERAN PENTING POSYANDU MASA PANDEMI

 

 


 

 Berdasarkan pada data 2019, terdapat 298.058 Posyandu dan baru 65,42 persen yang aktif. Angka ini masih jauh dari target nasional yaitu 80 persen. Pada 2020, cakupan diperkirakan turun karena di masa pandemi kegiatan Posyandu sebagian besar dihentikan.

Aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga menjadi penyebab terbatasnya bahkan tidak adanya pelayanan di Posyandu demi menghindari terjadinya kerumunan orang karena berpotensi terhadap terjadinya penularan. Vakumnya pelayanan di Posyandu sementara berdampak pada tidak terpantaunya kondisi ibu hamil dan balita yang merupakan kelompok rentan. Imbasnya, pemantauan perkembangan balita pun tertunda.

Langkah awal yang paling penting untuk mendapatkan anak yang sehat dan cerdas adalah dengan pemenuhan gizi pada anak sejak dini, yaitu saat masih dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun atau yang dikenal dengan 1.000 hari pertama kehidupan. Makanan selama periode tersebut dapat mempengaruhi fungsi intelektual, memori, konsentrasi dan emosi anak di kemudian hari.

“Posyandu berperan memantau tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan hingga kesehatan ibu menyusui. Jika Posyandu tidak berjalan, berarti akan menunda memantau kondisi dari 1.000 hari pertama kehidupan,” ujar Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan.

Mengingat pentingnya peran Posyandu, maka aktivitas pemantauan pertumbuhan balita sebagai bagian dari program pencegahan stunting tetap harus dijalankan. Jaminan pelayanan kesehatan kepada balita dan ibu hamil melalui kegiatan Posyandu tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas 5 Agustus 2020. Kala itu Presiden meminta agar Posyandu dibuka kembali dengan memerhatikan protokol kesehatan.

Posyandu yang terletak pada daerah zona merah, zona orange, dan zona kuning tidak dapat melakukan kegiatan hari buka Posyandu. Meski demikian, tetap melakukan fungsi penggerakan agar masyarakat melakukan kegiatan utama yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, imunisasi, keluarga berencana, serta peningkatan perilaku hidup sehat dan kegiatan tambahan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara mandiri, janji temu kunjungan rumah, atau janji temu di fasilitas pelayanan kesehatan yang harus melakukan konsultasi atau pemeriksaan langsung dengan tenaga kesehatan.

Kegiatan lain yang tidak kalah penting adalah melaksanakan surveilans kesehatan berbasis masyarakat di Posyandu. Hasil surveilans akan sangat membantu dalam menyusun intervensi kegiatan di masa pandemi di wilayah kerja Posyandu karena dapat menjadi data dasar dalam mengubah perilaku masyarakat yang tentu harus dikerjakan bersama dengan Satuan Tugas di wilayah desa/kecamatan/RW/RT.

Kepala Puskesmas Sukapura dr. Sutarjo  mengungkapkan, kader Posyandu sangat membantu dalam menyukseskan kegiatan Posyandu di masa pandemi. Para kader mendatangi rumah sasaran yang tidak datang ke Posyandu untuk memperoleh informasi kondisi balita melalui janji temu sebelumnya.

Selain itu, keberadaan Posyandu juga bisa meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Hal ini dilakukan melalui tiga hal, yakni peran serta masyarakat sekitar dalam persiapan dan pelaksanaan hari buka Posyandu,dan peningkatan peran lembaga yang ada.

PROFIL KELURAHAN SUKAPURA







 PROFIL KELURAHAN SUKAPURA 

KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON 

Alamat : Jalan DR. Wahidin Sudirohusodo No.4  Kota Cirebon 45122 

e-Mail : kelsukapura@cirebonkota.go.id Luas Daerah : 140,503 Ha 

Jumlah RT : 58 RT 

Jumlag RW : 10 RW 

Jumlah KK : 5145 KK 

Jumlah Penduduk laki-laki : 8.071 Orang 

Jumlah Penduduk perempuan : 8.058 Orang 

Total Jumlah Penduduk : 16.129 Orang 

APBD 2019 Kelurahan : Rp. 1.326.600.000,- 

APBN 2019 (Dana kelurahan): -


DATA STRUKTUR KELURAHAN 

Nama Lurah : ACHMAD MUHAIMIN, SSTP, MH. 

Nama Sekretaris : ANDRE GINANJAR FERDHIANSYAH PRATAMA, ST Membawahi 

● Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban 

● Seksi Pemberdayaan Masyarakat 

● Seksi Ekonomi dan Pembangunan 

Dibantu Oleh : Babinkamtibmas, Babinsa AD, Staf dan LKK Jumlah Aparatur Kelurahan 

● Golongan I : - 

● Golongan II : 1 Orang 

● Golongan III : 6 Orang 

● Golongan IV : - 

Keadaan Geografis 

Kelurahan Sukapura mempunyai Batas Wilayah yang berbatasan dengan : 

● Sebelah Utara : Kelurahan Kesenden 

● Sebelah Timur : Kelurahan Kebon Baru 

● Sebelah Selatan : Kelurahan Kejaksan 

● Sebelah Barat : Desa Kedung Jaya


Sarana dan Prasarana Kesehatan : 

Dalam Meningkatkan gambaran Kelurahan Sehat dengan mempunyai indicator diantaranya adalah semua ibu hamil memeriksakan kehamilannyasedikitnya 4 (empat) kali ke PESKESMAS bidan atau Dokter, semua persalinan ditolong oleh bidan atau Dokter. Semua Bayi dan Balita memperoleh Vitamin A dan memperoleh imunisasi lengkap, semua rumah telah menggunakan air bersih mempunyai jamban dan warga terlindungi dengan jaminan pelayanan Kesehatan. Untuk peningkatan Kesehatan di tunjang dengansarana dan prasarana diantaranya : 

Puskesmas : 1 buah 

Poliklinik : - 

Apotek : 2 Buah 

Posyandu : 15 Buah 

Bidan : 14 Orang 

RS. Bersalin : 1 Buah 

Sarana dan Prasarana Pendidikan : 

Dalam Pendidikan Kelurahan Sukapura telah melaksanakan Wajib Belajar 9 Tahun dengan memberikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk sekolah bagi siswa dari keluarga tidak mampu supaya bisa tetap sekolah. Dan memberikan sosialisasi tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

untuk menunjang peningkatan pendidikan disiapkan sarana dan prasarana diantaranya : 

PAUD : 10 Sekolah 

TK : 5 Sekolah 

SD : 5 Sekolah 

SMP : 2 Sekolah 

SMA : 3 Sekolah 

SMK : 1 Sekolah 

MTs : 2 Sekolah 

MA : 2 Sekolah 

AKADEMI dan PT : - 

PONDOK PESANTREN : - 

Fasilitas lainnya 

Koperasi : 1 Buah 

Koperasi Handayani 

Mata Pencaharian yang ada di Kelurahan Sukapura diantaranya : 

1. Anggota DPRD Kab :    1 Orang 

2. Apoteker                   :    2 Orang

3. Arsitek                      : 2 Orang 4. Bidan : 14 Orang 5. Buruh Harian Lepas : 359 Orang 6. Buruh Tani : 5 Orang 7. Dokter : 47 Orang 8. Dosen : 21 Orang 9. Guru : 94 Orang 10.Juru masak : 2 Orang 11.Karyawan BUMD : 15 Orang 12.Karyawan BUMN : 91 Orang 13.Karyawan Honorer : 61 Orang 14.Karyawan Swasta : 365 Orang 15.Kepolisian RI : 53 Orang 16.Konstruksi : 2 Orang 17.Mekanik : 2 Orang 18.Mengurus Rumah Tangga : 3264 Orang 19.Nelayan : 5 Orang 20.Notaris : 4 orang 21.Paraji : 1 orang 22.Pedagang : 252 Orang 23.PNS : 329 Orang 24.Pelajar/Mahasiswa : 2901 Orang 25.Pelaut : 4 Orang 26.Pembantu Rumah Tangga : 14 Orang 27.Penata Busana : 1 orang

28.Penata Rias : 1 orang 29.Pendeta : 6 orang 30.Pengacara : 3 orang 31.Pensiunan : 259 Orang 

32.Penyiar radio : 1 orang 33.Perawat : 19 Orang 34.Perdagangan : 27 Orang 35.Petani : 1 orang 36.Peternak : 1 Orang 37.Pialang : 1 Orang 38.Psikiater : 2 Orang 39.Sopir : 25 Orang 40.TNI : 379 Orang 41.Transportasi : 5 Orang 42.Tukang batu : 2 Orang 43.Tukang Cukur : 2 Orang 44.Tukang jahit : 7 orang 45.Tukang kayu : 1 orang 46.Tukang las : 1 Orang 47.Tukang Listrik : 3 Orang 48.Wiraswasta : 973 Orang 49.Belum/Tidak Bekerja : 4193 Orang


Potensi dan Program Unggulan Kelurahan Sukapura : 

1. Kampung Siaga; 

2. Kelurahan Sehat; 

3. Posyandu Remaja; 

4. Pusat Informasi Masyarakat; 

5. Forum Warga Peduli HIV/AIDS; 

6. Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat; 

7. Kampung Tangguh; 

8. Kelompok Wanita Tani; 

9. Program Kampung Lingkungan (PROKLIM); 

10.Bantaran Sungai Sehati 

Cirebon, 27 Juli 2020 

LURAH SUKAPURA 

KOTA CIREBON, 

ACHMAD MUHAIMIN, SSTP, MH. 

NIP. 19810618 200112 1 003


KPM - DR SUKAPURA MENJADI ALTERNATIF KERESAHAN KURANGNYA USTADZ DI RW 3



     Al-Qur’an merupakan kalamullah (Ilyas, 2013: 16) yang mengandung sumber ajaran Islam (Farkhan, 2019: 2), hikmah (Durriyah, 2016: 1), sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia (Hermawan, 2018: 27-35). Bahkan, membacanya dihitung ibadah dan memperoleh pahala dari Allah swt. (Siregar, 2018: 1-28) Untuk itu, penting mempelajari dan memahami kaidah bacaan yang berlaku (Yusuf, 2017: 209-233), dikenal dengan istilah ilmu tajwid. Pembelajaran membaca al-Qur’an dalam perkembangannya dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan, termasuk pengajian anak-anak. Untuk itu, dikembangkan pula berbagai metode pengajian yang mudah dipahami dan dipelajari anak.

     Pengajian anak-anak era saat ini, masih mengalami beberapa kendala dalam efektivitas pelaksanaannya, yakni minimnya anak muda sebagai guru mengaji di pedesaan (Nadliyah, 2018: 719-736), sistem pengelolaan pengajian (Sauri, 2013,Kulsum, 2019: 124-126), metode yang diajarkan (Kartika & Nurman, 2018: 141-148), kecanggihan teknologi yang mengurangi minat mengaji generasi muda dan anak-anak (Pangastuti, 2017: 165-174), pembiayaan (Malik, 2013: 387-404), dan perhatian pemerintah yang masih rendah terhadap pengajian anak-anak (Maya, et.al, 2018: 75-92).

     Mengamati kondisi tersebut, Maka kelompok KPM - DR SUKAPURA memuat proker yang salah satunya adalah belajar mengajarkan Al -  Qur'an menggunakan metode iqro. Mengajarkan Al - qur'an menggunakan Iqro pada mushola At - taubah merupakan bentuk pengabdian pada masyarakat atas fenomena kurangnya tenaga pendidik atau ustadaz diwilayah sukapura rw 3. Respon warga dan peserta didik sangatlah antusias dan semangat dalam menjalankan kerjasama program pembelajaran di Musholah Ataubah tersebut.

     metode belajar di pengajian anak-anak menjadi hal penting dalam menunjang kemampuan anak belajar al-Qur’an. Seiring berjalannya waktu banyak ide-ide yang bermunculan untuk melakukan pembaharuan metode, guna mempemudah dalam membaca Al-Qur’an.

Pembelajaran membaca Al-Qur’an di " Mushola At - taubah” menggunakan metode Iqro’ sebagai materi pokok. Metode iqro yang digunakan dimulai dari jilid 1-6. Berikut ini merupakan isi materi metode Iqro’ jilid 1-6:

1. Iqro’ Jilid 1

Materi jilid 1 berisi tentang pengenalan huruf-huruf tunggal yang berharokat fathah. Diawali dengan huruf a-ba, ba-ta,-tsa dan seterusnya. Jilid 1 ini bertujuan agar santri dapat membaca dan mengucapkan huruf hijaiyah secara fasih yang sesuai dengan makhroj huruf tunggal yang berfathah. Selain itu, anak-anak dapat membedakan bunyi huruf yang memiliki makhroj yang berdekatan seperti antara huruf a dengan huruf ‘a, antara huruf sa dengan sya, antara huruf sa dengan tsa, dan lain sebagainya.

2. Iqro’ Jilid 2

Materi pada jilid 2 berisi tentang bunyi huruf-huruf bersambung berharokat fathah, bacaan “mad” (panjang). Jilid 2 bertujuan meningkatkan kefasihan membaca bunyi huruf, dapat membaca huruf-huruf sambung, dapat membedakan bacaan panjang dan pendek.

3. Iqro’Jilid 3

Materi pada jilid 3 memperkenalkan bacaan panjang karena diikuti ya’ sukun dan kasroh panjang karena berdiri, bacaan dlommah panjang karena diikuti wawu sukun dan dlommah panjang karena terbalik, mengenal nama tanda baca fathah, kasroh, dlommah, dan sukun, dan yang terakhir dapat mengenal nama-

nama huruf alif, ya’, dan wawu.

4. Iqro’ Jilid 4

Materi pada jilid 4 berisi tentang pengenalan nama-nama huruf hijaiyah dan tanda baca. Jilid 4 berawal dengan bacaan fathah tanwin, kasroh tanwin,dlommah tanwin, bunyi ya’ sukun , dan wawu sukun yang jatuh setelah harokat fathah, mim sukun, nun sukun, dan qolqolah. Dalam mempelajari tanda baca tanwin, dapat mempekenalkan kepada santri tentang bacaan-bacaan idzhar.

5. Iqro’ Jilid 5

Materi iqro jilid 5 berisi tentang pengenalan cara membaca alif-lam qomariyah,tanda waqof, mad far’i, alif lam syamsiyah, nun sukun/tanwin bertemu huruf-huruf idghom bighunnah dan bilaghunnah, dan yang terakhir adalah cara membaca lam dalam lafadzh jalalah.


6. Iqro’ Jilid 6

Materi iqro jilid 6 berisi tentang pengenalan cara membaca nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf idghom bighunnah, iqlab, ikhfa’. Selain itu, berisi tentang cara membaca dan pengenalan tanda waqof, cara membaca waqof pada beberapa huruf musykilat, dan cara membaca huruf-huruf dalam fawaithussuwar. Jika metode Iqro’ sudah diterapkan dari jilid 1 sampai 6, santri dapat melanjutkan Al-Quran. (Budiyanto, 1995: 9-14)


Berdasarkan penjelasan di atas, dipahami bahwa pembelajaran melalui sistematika mulai iqro’ jilid 1 hingga jilid 6 memberi kemudahan siswa secara perlahan belajar al-Qur’an. Sehingga dipandang tepat setiap tingkatan yang dilalui anak semakin memotivasi mereka dalam belajar al-Qur’an.


C. Kelebihan Metode Iqro’ dalam Pembelajaran Al-Qur’an

Pembelajaran Al-Qur’an metode Iqro’ memiliki kelebihan antara lain:

1. Metode Iqro’ sudah diterapkan di seluruh penjuru Indonesia dan sebagian Negara ASEAN seperti Malaysia dan Thailand.

2. Buku penunjang (buku Iqro’) mudah didapatkan dimana saja dan harganya sangat terjangkau.

3. Menggunakan sistem CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).

4. Metode Iqro’ fleksibel dalam peningkatan jilid. 

5. Dalam waktu 6-8 bulan santri TKA-TPA dapat khatam Iqro’ dan melanjutkan ke tingkat Al-Qur’an walau membacanya masih pelan.

6. Praktis, karena ustadz/ah langsung dapat memahami kemampuan santri.

7. Metode Iqro’ bersifat sistematis, disusun berdasarkan kemampuan yang berbeda. Metode Iqro’ disusun dari yang konkret menuju abstrak, diawali dari yang mudah menuju sulit, dan dimulai dari yang sederhana menjadi kompleks.Variatif dengan modul yang berbeda dan warna yang menarik. Selain mudah dalam melakukan pembelajaran Al-Qur’an , Iqro’ memiliki variasi modul dan memiliki warna yang bermacam-macam sehingga santri tertarik dalam membaca dan tidak bosan.